Friday 1 April 2016

Pengertian Use Case Diagram


Pengertian Use Case Diagram


Use case diagram ialah model fungsional sebuah system yang menggunakan actor dan use case. Use case adalah layanan (services) atau fungsi-fungsi yang disediakan oleh system untuk penggunanya (Henderi et al, 2008).


Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah system. Yang tekankan adalah “apa” yang dubuat system, dan bukan “bagaimana” sebuah use case menerangkan sebuah interaksi antar actor dengan system.

 Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misal :login ke system, meng-create sebuah daftar belanja, dsb. Seorang sebuah actor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan system untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Use Case Diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requitment sebuah system, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada system. Sebuah use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsional yang common.

Sebuah use case juga dapat meng-exted use case lain dengan behavior-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case mennjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain

Deskripsi Use Case Diagram
Sebuah use case adalah dimana system digunakan untuk memenuhi satu atau lebih kebutuhan pemakai. 

Use case merupakana awal yang sangat baik untuk setiap fase pengembangan berbasis objek, design testing, dan dokumentasi. 

Use case menggambarkan kebutuhan system dari sudut pandang di luar system.
Use case menentukan nilai yang diberikan system kepada pemakainya.
Use case hanya menetapkan apa yang seharusnya dikerjakan oleh system, yaitu kebutuhan fungsional system. 

Use case tidak untuk menentukan kebutuhan nonfungsional, misal : sasaran kerja, bahasa pemrograman, dsb. 

Komponen-Komponen yang terlibat dalam Use Case Diagram :
Actor Pada dasarnya actor bukanlah bagian dari diagram, namun untuk dapat terciptanya suatu use case diagram diberikan beberapa actor dimana actor tersebut menjelaskan seseorang atau sesuatu (sperti perangkat, system lain) yang berinteraksi dengan system. Sebuah actor mungkin hanya memberikan informasi inputan pada system, hanya menerima informasi dari system atau keduanya menerima dan member informasi pada system, actor hanya berinteraksi dengan use case tetapi tidak memiliki control atas use case. Actor digambarkan secara umum atau spesifik, dimana untuk membedakannya anda dapat menggunakan relationship.

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan actor tersebut terkait dengan system antara lain : 

Yang berkepentingan terhadap system dimana adanya arus informasi baik yang diterima maupun yang dia inputkan ke system. 

Orang ataupun pihak yang akan mengelola system tersebut.
External resource yang digunaka oleh system
System lain yang berinteraksi dengan system yang akan dibuat
Use Case Merupakan gambaran fungsional dari suatu system, sehingga customer atau pengguna system paham dan mengerti mengenai kegunaan system yang akan dibangun.

Cara menentukan Use Case dalam suatu system : 
Pola prilaku perangkat lunak aplikasi
Gambaran tugas dari sebuah actor.
System atau benda yang memberikan suatu nilai kepada actor. 

Apa yang dikerjakan oleh suatu perangkat lunak (* bukan bagaimana mengerjakannya).
Relasi Dalam Use Case Ada beberapa relasi yang terdapat pada use case diagram
Assoclation , hubungan link antar element 

Generalization, disebut juga inheritance (pewarisan), sebuah elemen yang merupakan spesialisasi dari elemen lainnya. 

Dependency, sebuah elemen tergantung dari beberapa cara kepada elemen lainnya.
Aggregation, bentuk asosiation dimana sebuah elemen berisi elemen lainya.
Tipe relasi yang mungkin terjadi pada use case diagram : 

<<include>>, yaitu sifat yang harus terpenuhi agar sebuah event dapat terjadi, dimana pada kondisi ini sebuah use case adalah bagian dari use case lainya. 

<<extends>>, yaitu kelakuan yang hanya berjalan dibawah kondisi tertentu seperti menggerakan alarm. 

<<communicates>>, ditambahkan untuk asosiasi yang menujukan asosiasinya dalah communicates association. Ini merupakan pilihan asociasi hanya tipe relationship yang di bolehkan untuk actor dan use case. Langkah- langkah Pembuatan Use Case Diagram
Actor 

Tempatkan actor utama dipojok kiri atas, karna sebagian besar rancangan system mengutamakan pelanggan, maka actor utama pelanggan adalah nasabah, klien, siswa/mahasiswa, dsb. 

Gambarkan actor utama dengan Use Case 

Berilah nama actor dengan kata benda tunggal
Actor minimal harus terhubung dengan satu Use Case.
Berilah nama actor sesuai dengan perannya terhadap model bukan jabatannya. 

Tambahkan <<system>> pada actor berjenis system
Jangan menghubungkan langsung antar actor satu dengan yang lainya (kecuali generalisasi). Actor satu dengan dengan yang lain harus terhubung melalui use case
Tambahkan actor “waktu (time)”untuk system yang terjadwal otomatis.
Use Case Buatlah nama use case sejelas mungkin dan orientasikan kepada stakeholder/klien bukan peancangan system.
Susunlah use case berdasarkan urutan dari atas kebawah untuk mempermudah pembacaan.
Relasi
Hindari penggunaan anak panah antar actor dan use case kecuali salah satunya bersifat pasif.
Gunakan <<include>> jika kita yakin suatu use case harus melibatkan use case lain
Gunakan <<extend>
> jika use case memungkinkan melibatkan use case lain.
Gunakan <<extend>> sperlunya jika kebanyakan <<extend>> membuat diagram sulit dibaca
Gunakan kata “include” dan “extend” bukannya “includes dan “extends”.
Tempatkan included use case disebelah kanan use case dasar,
Tempatkan extend use case dibawah use case dasar.
Tempatkan generalisasi use case dibawah actor induk
Tempatkan generalisasi actor dibawah induk.
Hindari pembuatan use case lebih dari dua tingkat.



contoh penggunaan use case di kasus

sebuah sekolah dasar ingin membangun sebuah aplikasi pembelajaran berbasis android yang berguna menunjang pembelajaran siswanya dirumah untuk membaca yaitu:

1. pengenalan huruf
2. mengeja kata

dikarena kesulitan memberikan pengajaran ke siswa yang asik sendiri ketika di suruh belajar. dengan aplikasi ini dapat menunjang siswa agar dapat belajar dirumah nantinya.

dari narasi di atas terdapat satu actor yaitu siswa (user) dan dua use case yaitu pengenalan huruf dan mengeja kata. untuk use case nya sebagai berikut:

siswa terus ke menu utama terus ke pengenalan huruf dan pengejaan secara sejajar



pengertian storyboard

Storyboard adalah visualisasi ide dari aplikasi yang akan dibangun, sehingga dapat memberikan gambaran dari aplikasi yang akan dihasilkan. Storyboard dapat dikatakan juga visual script yang akan dijadikan outline dari sebuah proyek, ditampilkan shot by shot yang biasa disebut dengan istilah scene. Storyboard sekarang lebih banyak digunakan untuk membuat kerangka pembuatan website dan proyek media interaktif lainnya seperti iklan, film pendek, games, media pembelajaran interaktif ketika dalam tahap perancangan /desain.


langkah langkah membuat storyboard

- Sebelum membuat Storyboard, disarankan untuk membuat cakupan Storyboard terlebih dahulu dalam bentuk rincian naskah
- kemudian naskah dituangkan detail grafik dan visual untuk mempertegas dan memperjelas tema.
- Disertakan pula penjelasan berupa unsur-unsur sinematografi (jika storybard film/animasi) seperti  audio, efek, transisi dan kamera.
Batasan produksi terakhir akan dijelaskan supaya sesuai dengan jenis produksi yang ditentukan, misalnya Storyboard akan digunakan untuk film, iklan, kartun ataupun video lain.

contoh penggunaan storyboard pada kasus ini